22 August, 2011

Test SIM A bagian 3

Setelah melalui test SIM A pertama, lalu test SIM A kedua akhirnya di test SIM A bagian tiga ini lulus juga test teorinya, hari ini tadi. Walau mengerjakan dengan harap-harap cemas, apa mungkin sudah diulangi 2 kali jadi agak hapal ya... tapi emang benar sih lebih tenang dan lebih banyak bisa karena pengalaman.

Sesudah test TEori baru berikutnya menjalani test Praktek mengendarai mobil yang disediakan oleh Kepolisian yaitu mobil APV. dari 50 peserta yang ujian praktek SIM A, hanya 2 yang benar-benar bisa dan lolos. Lha saya ternyata harus mengulang... sabar-deh

Bentuk test Driver kali adalah PArkir mundur miring, Lurus lalu parkir Pararel. HAnya tiga itu syarat utama dan kalau pas dinyatakan lulus (untuk tanjakan kelihatannya tidak). Jadi 2 minggu lagi diriku harus menjalani test SIM A Praktek.
Doakan berhasil ya...

21 August, 2011

20.000 Lebih Anak se-Jatim Tak Lulus SD

Di Propinsi yang notabenenya menjadi tolak ukur pendidikan Indonesia ternyata ada jugapermasalahan tentang pendidikan anak. Puluhan ribu anak usia sekolah di Jatim belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun. Bahkan 20.000-an di antaranya tidak lulus SD.

Kondisi ini memaksa Dinas Pendidikan Jatim bekerja keras memeranginya, “Jelas ini pekerjaan rumah kami. Sebanyak 0,52 persen dari total 4 juta anak usia SD kita tak sekolah,” terang Kepala Bidang Pendidikan TK dan SD Dinas Pendidikan Jawa Timur, Nuryanto, Minggu (21/8/2011).

Banyak faktor yang menyebabkan banyak anak di Jatim tak menamatkan SD. Faktor ekonomi dan kondisi geografis menjadi penyebab. Namun tidak semata - mata karnena faktor biaya ini. “Banyak juga karena karena dipengaruhi kultur budaya daerah,” imbuh Nuryanto.

Beberapa daerah di Madura, Tapal Kuda, dan daerah-daerah pesisir pantai dan pegunungan, kata Nuryanto, mereka masih berpikir tak perlu pendidikan. Apalagi pendidikan dianggapnya tak bisa mengubah kesejahteraan seseorang.

Untuk apa sekolah kalau sudah bisa mencari uang atau bekerja bersama orangtuanya. Mulai dari mencari ikan sampai bercocok tanam. Belum lagi orangtua yang mendapati anaknya terlahir dalam kondisi tak sempurna. Anak luar biasa ini akan dibiarkan tanpa sentuhan pendidikan karena dianggapnya kena kutukan.

“Ini yang berat. Namun sedikit demi sedikit kita terus sosialisasikan pentingnya pendidikan terhadap perkembangan daya pikir dan kreativitas anak. Wajar sembilan tahun harus dituntaskan bersama,” lanjut Nuryanto yang asli Wonogiri.

Saat ini terus diaktifkan program menarik anak usia SD itu kembali ke sekolah. Mereka yang kurang mampu dibantu sepenuhnya, diberi seragam, alat tulis, dan transportasi. “Lagi-lagi, langkah ini tak mudah. Ada yang sudah difasilitasi tapi tak mau kembali ke sekolah,” ungkap Nuriyanto.

18 August, 2011

2012 Gaji PNS, TNI, dan Polri Naik 10 Persen

Sekali lagi .... gaji PNS dinaikkan.... dengan rata -rata 10% di tahun 2012. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah memberikan perhatian pada perbaikan kesejahteraan PNS, TNI, Polri, dan pensiunan.

Hal ini dikatakan Presiden ketika menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan sidang bersama DPD dan DPR, Selasa (16/8/2011) di Kompleks Parlemen, Jakarta.

"Berkaitan dengan itu, Pemerintah dalam tahun 2012 mendatang berketetapan untuk menaikkan gaji pokok PNS, TNI, Polri, dan pensiunan sebesar rata-rata 10 persen. Pemerintah juga tetap memberikan gaji dan pensiun bulan ke-13 bagi PNS, TNI, Polri, dan pensiunan," kata Presiden.

Turut hadir dalam sidang tersebut antara lain Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, anggota DPR, dan anggota DPD.

Tak hanya itu, Presiden juga mengatakan, program-program peningkatan kesejahteraan rakyat juga tetap menjadi fokus utama dari RAPBN 2012. Oleh karena itu, dalam RAPBN 2012 ini pemerintah memberikan prioritas alokasi anggaran, antara lain untuk ketahanan pangan sebesar Rp 41,9 triliun.

Pemerintah menggulirkan program surplus beras 10 juta ton dalam lima hingga 10 tahun mendatang. Melalui berbagai program strategis itulah, pemerintah memberikan perhatian kepada segenap elemen masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, produktivitas, serta penghasilan dan kesejahteraan mereka.

"Perhatian kepada para petani kita wujudkan, antara lain, melalui pemberian bantuan langsung pupuk sebesar Rp 675 miliar atau setara 192,8 ribu ton. Selain itu, kita sediakan bantuan langsung bibit unggul sebesar Rp 1,8 triliun, atau setara 185.000 ton benih tanaman pangan," kata Presiden.

Sementara itu, terkait nelayan, pemerintah melakukannya melalui pengembangan sistem usaha budidaya ikan, dengan menyediakan modal kerja bagi sebanyak 3.340 kelompok nelayan, pengembangan usaha penangkapan ikan, dan pemberdayaan nelayan skala kecil untuk pembangunan kawasan minapolitan untuk 3.700 kelompok nelayan, serta pembangunan dan pembinaan pelabuhan perikanan pada 816 pelabuhan.

Bagi kaum pekerja, pemerintah menggulirkan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus mendorong daerah-daerah untuk membayar upah pekerja sesuai dengan upah minimum regional.

"Sementara itu, kepada kalangan usaha kecil, mikro, dan menengah, pemerintah memperluas program penjaminan kredit usaha rakyat yang telah kita rintis pada tahun-tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, dalam rangka mengembangkan kemandirian masyarakat, kita lanjutkan program PNPM Mandiri dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 13,1 triliun. Anggaran itu kita rencanakan antara lain untuk program PNPM perdesaan sebesar Rp 9,6 triliun, dengan sasaran 5.020 kecamatan, program PNPM perkotaan sebesar Rp 2 triliun, dengan sasaran 10.948 kelurahan, serta program PNPM daerah tertinggal dan khusus sebesar Rp 42,3 miliar dengan sasaran 85 kabupaten dan kota," kata Presiden.

Selain itu, sambung Presiden, pemerintah melanjutkan program bantuan tunai bersyarat melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2,1 triliun untuk menjangkau sasaran sekitar 1,5 juta rumah tangga sangat miskin. Untuk membantu keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan pangannya, pemerintah juga melanjutkan pemberian beras bagi rakyat miskin dan setengah miskin dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 15,6 triliun kepada sekitar 17,5 juta rumah tangga sasaran. Inilah keinginan pemerintah yang mulia tapi apakah para pelaksana bisa menjalankannya dengan baik ? kita tunggu dan terus berikan kritik..